Sabtu, 08 November 2014

Pernikahan Jessica Iskandar-Ludwig Yang Sangat Disayangkan


Kronologi Pernikahan Fiktif Jessica Iskandar-Ludwig

Jessica Iskandar
Dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta rupanya sempat terkecoh dengan surat bodong yang menyatakan Jessica dan Ludwig telah menikah di Gereja Yesus Sejati pada Desember 2013. Akibatnya, instansi negara itu mengeluarkan akta nikah atas nama Jessica. Kronologinya begini,

1. Pada 17 Desember 2013, Henry yang merupakan kakak kandung Jessica Iskandar datang ke Disdukcapil dengan membawa segala persyaratan untuk pencatatan perkawinan sipil.

2. Selain surat-surat pengantar nikah dari kelurahan, Henry juga membawa surat pemberkatan nikah dari Gereja Yesus Sejati di Jl. Samahudi, Jakarta Pusat. Dari surat pemberkatan itu tertera, Jessica dan Ludwig menjalani pemberkatan pada 11 Desember 2013.

3. Setelah menerima pengajuan itu, Disdukcapil memverifikasi secara formal. Hasilnya diumumkan pada 19 Desember 2013, bahwa Jessica Iskandar dengan Ludwig akan melangsung pencatatan pernikahan di Dinas Catatan Sipil Jakarta Selatan.

4. Setelah diumumkan dan tak ada keberatan, peroses pencatatan pun dilakukan pada 8 Januari 2014. Lokasinya bukan di kantor catatan sipil, melainkan di ruangan khusus di dalam kantor ANTV di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.

5. Saat pencatatan dilakukan, Ludwig juga hadir, dilengkapi dengan dua saksi. Satu diantara saksi itu ialah Henry, kakak kandung Jessica.

6. Beberapa bulan setelah pencatatan, Jessica menghilang. Belakangan ia diketahui menetap di California, Amerika Serikat. Di sana, Jessica melahirkan seorang anak.

7. Polemik terjadi ketika Gereja Yesus Sejati mengirim surat ke Disdukcapil pada 2 Juni 2014. Dalam surat itu, pihak gereja menyatakan tidak pernah melakukan pemberkatan terhadap Jessica dan Ludwig. Nama pendeta yang menikahkan yakni Simone Jonathan, juga dinyatakan fiktif.

8. Pada 13 Oktober 2014, Ludwig pun mengajukan gugatan batal nikah ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Alasannya, Ludiwg tak pernah merasa menikah dengan Jessica.

Pendeta yang Menikahkan Jessica Iskandar dan Ludwig Juga Fiktif,hmmmm

Jessica Iskandar

Jessica Iskandar disebut-sebut telah menikah dengan Ludwig Franz Willibald pada Desember 2013 di Gereja Yesus Sejati, Jakarta Pusat. Keduanya dinikahkan oleh Pendeta Simone Jonathan. Namun, setelah ditelusuri, si pendeta ternyata sosok fiktif. Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemprov DKI Jakarta, Purba Hutapea, di kantornya.
Purba bertutur, ada surat dari Gereja Yesus Sejati tertanggal 2 Juni 2014 yang menerangkan bahwa pernikahan Jessica dan Ludwig tak pernah ada.
Keterangan Purba selaras dengan gugatan Ludwig ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dalam gugatan itu, Ludwig merasa tidak pernah menikah dengan Jessica, sehingga ia meminta adanya pembatalan pernikahan.
Di sisi lain, kuasa hukum Gereja Yesus Sejati yakni Edy Santoso enggan menjawab seputar sosok si pendeta. Ia mengatakan, segala keterangan soal ada tidaknya pernikahan Jessica-Ludwig akan diurai di pengadilan. Adapun sidang perdana akan digelar pada 12 November mendatang.

Terus Terungkapnyaa, Peristiwa Pernikahan Jessica-Ludwig Tak Pernah Ada..

Jessica dan Ludwig
Selama ini, kabar yang berhembus Jessica Iskandar akan menikah dengan cowok bule. Namun, kapan pastinya gak terdengar.
Teka-teki isu pernikahan fiktif yang terjadi antara Jessica Iskandar dengan bangsawan Jerman Ludwig Franz Willibald akhirnya terungkap juaa. Menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Pemprov DKI Jakarta, pernikahan Jessica-Ludwig tak pernah ada.

Hal itu didasarkan pada surat yang diterima Disdukcapil pada 2 Juni 2014 lalu. Surat itu dilayangkan oleh Gereja Yesus Sejati, tempat yang selama ini disebut sebagai lokasi Jessica Iskandar dan Ludwig Franz Williabald mengikat janji.

"Itu betul. Pada tanggal 2 Juni 2014 ‎saya sudah menerima surat dari gereja Yesus Sejati yang menyatakan bahwa mereka tidak pernah menikahkan Jessica iskandar dan Ludwig,

Sayangnya, Purba tak mengizinkan awak media untuk memfoto surat tersebut. Namun, keterangan Purba makin menguatkan dugaan bahwa pernikahan yang dilakukan Jessica Iskandar dan Ludwig Franz Willibald hanyalah rekaan semata alias fiktif. Sayang, sampai saat ini Jessica belum mau memberi keterangan resmi.

Diberitakan sebelumnya, Ludwig Franz Willibald tak pernah merasa menikah dengan Jessica Iskandar. Untuk itu, ia menggugat batal nikah ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Selain Jessica, Ludwig juga menggugat Gereja Yesus Sejati dan Disdukcapil DKI Jakarta, karena dari dua lembaga itu lah akta nikah tercipta. yaa ampuuun apa ini bener?:(

Dan temen Jessicapun yaitu Denny Cagur Prihatin dengan Kisruh Pernikahan Jessica Iskandar

Denny Cagur
Denny Cagur menyayangkan proses perceraian yang akan dijalani Jessica Iskandar bersama Franz Ludwig. Ia tak menyangka kalau pernikahan keduanya hanya bertahan seumur jagung.
Denny mengaku kalau dirinya tak pernah bertemu dan membahas soal gugatan perceraian yang dilakukan bangsawan Jerman itu kepada Jessica Iskandar
Meski berteman dekat dengan Jessica Iskandar, Denny Cagur mengaku tak mengenal sosok Franz Ludwig. Denny justru mengetahui wajah suami bule sahabatnya tersebut dari social media.
Deni juga tak pernah mendapatkan keterangan seperti apa identitas Franz Ludwig dari Jessica Iskandar.
Denny mengakui kalau Jessica Iskandar begitu tertutup soal kehidupan pernikahannya dengan Franz Ludwig.

Jessica Iskandar dan Ludwig Bertemu di Pengadilan? aah yg bener?

Jessica-Ludwig
Meski ada gugatan batal nikah atas nama Jessica Iskandar oleh pria Jerman bernama Ludwig Franz Willibald, sampai saat ini keduanya belum pernah memberikan keterangan resmi. Ada kemungkinan, Ludwig dan Jessica bakal berjumpa di pengadilan.
Seperti diketahui, Ludwig mempermasalahkan adanya akta perkawinan yang menyebutkan dirinya menikahi Jessica. Padahal, Ludwig merasa tak pernah mengikat janji dengan artis berusia 26 tahun tersebut.
Alhasil, Ludwig menggugat Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Lantas, ia juga menggugat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta yang mengeluarkan akta nikah tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
Sidang perdana di PTUN sudah digelar pada 6 November kemarin. Ludwig memilih diwakilkan kuasa hukumnya. Sementara ada kemungkinan, Jessica juga turut dipanggil ke muka sidang.
Di lain sisi, sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan baru akan digelar pada 12 November mendatang.

Tak Nikahi Jessica Iskandar, Ludwig Gugat Catatan Sipil Jakarta.wowww...
Ludwig Franz Waldburg

Ludwig Franz Willibald tak semata menggugat Jessica Iskandar atas pembatalan pernikahan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ludwig juga menggugat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta yang mengeluarkan akta nikah atas namanya.
Bahkan, sidang terhadap Disdukcapil DKI Jakarta sudah mulai digelar pada 6 November lalu di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Timur. Hal itu dikemukakan oleh Humas sekaligus Wakil Ketua PTUN, H. Ujang Abdullah, S.H., M.Si.
Menurut Ujang, Ludwig merasa ada delapan hal yang membuat akta nikah cacat hukum. Beberapa hal diantaranya bahkan bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.
Gugatan Ludwig ini makin menguatkan adanya pernikahan fiktif yang dilakukan Jessica Iskandar. Sayang, sampai saat ini Jessica masih enggan memberi keterangan.

Ini diaa Isu Pernikahan Jessica Iskandar Fiktif, Gereja Beri 10 Pernyataan

Jessica
Gereja Yesus Sejati ikut terseret dalam kemelut pernikahan antara Jessica Iskandar dan Ludwig Franz Willibald. Menurut catatan resmi, di gereja itu Jessica dan Ludwig menjalani pemberkatan pernikahan pada Desember 2013.
Namun, Ludwig Franz Willibald merasa tak pernah menikahi Jessica Iskandar. Alhasil, ia menggugat batal nikah ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Dalam laporan ke pengadilan, Ludwig juga mencantum pihak gereja sebagai tergugat.

Edy pun memberikan 10 pernyataan mengenai kasus yang menyeret gereja terkait pernikahan Jessica Iskandar-Ludwig Franz Willibald.
Inilah pernyataan dari Gereja Yesus Sejati:

1. Gugatan pembatalan perkawinan dan relas (surat) panggilan sidang dari juru sita PN Jakarta Pusat, mengenai gugatan pembatalan perkawinan antara Yesisca Iskandar dan Ludwig Franz Willibald.

2. Gereja Yesus Sejati tak punya masalah apapun dengan tergugat dan penggugat.

3. Gereja Yesus Sejati turut terbawa dalam kasus ini.

4. Gereja Yesus Sejati sedang mempelajari dalil yang tercantum dari gugatan pengggugat.

5. Kami perlu mempelajari seluruh dalil dan pasal secara komperhensif.

6. Gereja Yesus Sejati sedang mempersiapkan bukti untuk menjelaskan di muka persidangan. Rabu itu pertemuan mediasi, gugatan, dan seterusnya sampai keputusan.

7. Saat ini bukti ini tak dapat disampaikan ke wartawan lebih dulu. Sebagian bukti sudah dipersiapkan.

8. Sehubungan kasus ini masuk ke ranah hukum. Para pihak dan tergugat dua untuk menyampaikan klarifikasi, penjelasan, dan bukti.

9. Sehubungan gugatan sudah dilayangkan, Gereja Yesus Sejati sebagai tergugat dua, kami akan menghadiri sidang pada 12 November 2014.

10. Mengenai kami punya bukti atau tidak punya bukti, akan kami sampaikan di persidangan nanti.(Jul/Mer)

Gereja Palsukan Data Pernikahan Jessica Iskandar? yang bener?

Jessica Iskandar
Merasa tak pernah menikahi Jessica Iskandar di Gereja Yesus Sejati, bagsawan Jerman Ludwig Franz Willibald melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dalam gugatan itu, Ludwig mengajukan pembatalan pernikahan.
Yang jadi pertanyaan, bila Ludwig Franz Willibald merasa tak menikah dengan Jessica Iskandar, lantas mengapa bisa ada akta nikah? Apakah gereja melakukan pemalsuan data dalam hal kasus ini?
Ditanya begitu, kuasa hukum Gereja Yesus Sejati, Edy Santoso, belum bisa memberi tanggapan
Yang pasti, lanjut Edy Santoso, gereja melakukan prosedur yang benar ketika ingin menjalani pemberkatan pernikahan. "Pengantinnya harus hadir. Secara umum ketika melangsungkan pernikahan harus hadir. Kalau tak hadir gereja tak akan menikahkan," imbuh Edy.

Jemaat Sebut Pernikahan Jessica Iskandar Fiktif, Ini Kata Gereja
Jessica Iskandar waktu Pernikahan Raffi-Gigi
Pernikahan yang terjadi antara Jessica Iskandar dan bangsawan Jerman Ludwig Franz Willibald makin sumir saja. Seorang jemaat Gereja Yesus Sejati mengatakan bahwa pada Desember 2013 tak ada pernikahan antara Jessica dengan Ludwig.
Padahal, dalam akta nikah, Gereja Yesus Sejati disebut sebagai pihak yang mengeluarkan surat keterangan nikah untuk Jessica Iskandar.
Edy mengakui, pihak gereja akan menjawab isu pernikahan fiktif saat berada di ruang sidang. Adapun sidang untuk kasus ini bakal diadakan pada 12 November 2014 mendatang.
Kecurigaan penikahan Jessica Iskandar hanya fiktif diperkuat oleh Humas Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan Made Sutrisna.

Dan ini 6 Misteri Pernikahan Jessica Iskandar

Jessica
Baru saja menikah dan memiliki seorang anak berjenis kelamin laki-laki, tahu-tahu Jessica Iskandar dikabarkan digugat cerai suami. Pernikahan Jessica Iskandar sendiri sejak awal memang penuh misteri. Pernikahan dilakukan diam-diam, lalu menghilang dan dikabarkan melahirkan, tiba-tiba kini digugat cerai.
1. Tiba-tiba Menikah
Jessica Iskandar memang selalu membuat kejutan. Tak jelas kapan pacarannya tahu-tahu Jessica dikabarkan sudah menikah dengan pria bangsawan berkebangsaan Jerman, Ludwig Franz Willibald yang usianya 2 tahun lebih muda dari Jessica. Pernikahan itu berlangsung sangat rahasia pada 11 Desember 2013 di sebuah Gereja di Jakarta. Hingga kini, tak ada 1 pun foto yang beredar soal pernikahan itu.

2. Tiba-tiba Menghilang
Setelah kabar pernikahan itu, Jessica Iskandar pun menghilang dari layar kaca. Padahal saat itu ia mengisi acara di beberapa televisi. Menghilangnya Jessica Iskandar disebut-sebut karena ia mengikuti suaminya yang tinggal di Amerika Serikat. Namun beredar kabar, Jessica bersembunyi karena sudah berbadan dua.
3. Tiba-tiba Melahirkan
Selama menghilang Jessica Iskandar, sangat rajin mengunggah foto di akun instagram miliknya. Kebanyakan foto-foto lama yang diunggahnya. Pada Juli, sebuah foto yang diunggah Jessica Iskandar di Instagram, mengisyaratkan kalau dirinya sudah melahirkan. Kalau dihitung dari tanggal pernikahannya, jelas kalau Jessica Iskandar melahirkan bayi kurang dari 9 bulan sejak menikah.
Kabar itu sempat simpang siur. Beberapa minggu kemudian, Jessica Iskandar kembali ke tanah air dan langsung eksis di layar kaca. Namun dengan tubuh yang terlihat lebih berisi dari biasanya.

4. Seperti Apa Wajah Anak Jessica Iskandar?
Ia pun akhirnya mengakui kalau sudah melahirkan bayi laki-laki. Namun lagi-lagi misteri masih menyelimuti kehidupan pernikahan Jessica. Siapa nama bayi itu tak pernah terlontar dari mulut Jessica Iskandar. Di Instagram, Jessica hanya sering menulisnya sebagai Baby El.
Tak cuma nama yang dirahasikana, Jessica juga merahasiakan wajah anaknya. Ia selalu menolak untuk disyuting bersama bayinya. Bahkan Jessica Iskandar tak pernah memamerkan wajah anaknya media sosial yang dimilikinya. Ia hanya memamerkan bagian-bagian tubuh anaknya, tanpa pernah memperlihatkan wajah. Berbeda dengan ibu-ibu pada umumnya, yang dengan bangganya memamerkan bayinya.

5. Mana Foto Pernikahan Jessica Iskandar?
Padahal Jessica Iskandar merupakan sosok selebriti yang sangat aktif menggunakan media sosial, terutama Instagram. Foto-foto kegiatan sehari-harinya selalu diunggah di Instagram. Tapi foto pernikahan, kehamilan dan wajah anaknya tak ada satu pun yang diunggahnya. Foto-foto Baby El selalu ditampilkan tanpa wajah.
Kehamilan juga menjadi momen yang sangat dibanggakan oleh seorang wanita. Tapi tak ada satu pun foto kehamilan dirinya yang diunggah Jessica Iskandar ke Instagram.

6. Tiba-tiba Digugat Cerai
Lagi-lagi Jessica Iskandar membuat kejutan. tiba-tiba beredar kabar mengejutkan kalau Jessica Iskandar digugat cerai suami. Belum terjawab rasa penasaran kita tentang sosok sang suami, tahu-tahu sudah ada gugatan cerai. Hanya Jessica Iskandar yang tahu.

Inilah foto-foto Jessica pada saat sedang dibicarakan oleh sosmed:

Jesdar

Jessica waktu pertama kali mucul di stasiun televisi

Gambar anak Jessica

Jessica

Jessica Iskandar

Jesdar


Selasa, 23 Oktober 2012

Pemograman Web

 

1.Nama File : Break.php
Deskripsi : Program struktur Break dan Coutinue.
 

 
2.Nama File : Dowhile.php 
Deskripsi : Program struktur perulangan dengan Do... while
 

 
 
3.Nama File : For.php
Deskripsi : Program struktur perulangan For dan beberapa variasinya
 

 

4.Nama File : Hello.php

Deskripsi : Program sederhana menampilkan sebuah string dilayar.
 

  
5.Nama File : if.php
Deskripsi : Program struktur kondisi if
 

  
6.Nama File :if_else.php
Deskripsi : Program struktur kondisi if_else
 

 
 
7.Nama File : if_else2.php
Deskripsi : Program Struktur kondisi if_else2
 

 
 
8.Nama File : If_Khusus.php
Deskripsi : Program khusus kondisi khusus ? untuk menerima tahun kabisat. 

 
 
9.Nama File : if_var.php
Deskripsi : Program Memeriksa suatu variabel ada atau tidak.
 

  
10.Nama File : Komentar.php
Deskripsi : Program cara memberikan komentar dalam php
 

  
11.Nama File : Konstanta.php
Deskripsi : Program penggunaan Konstanta dalam php
 

 
12.Nama File : Operator.php
Deskripsi : Program beberapa operator aritmatika dalam php
 

13.Nama File : Operator2.php
Deskripsi : Program operator logika dan perbandingan dalam php
 

 
 

 14.Nama file : Switch.php
Deskripsi : Program Struktur Switch..Case untuk menampilkan nama hari
dalam bahasa Indonesia.
 

 
15.Nama File : Tipe.php
Deskripsi : Program contoh penanganan beberapa tipe data dalam dasar
 

  
16.Nama File : Variabel.php
Deskripsi : Program mengisi dan menampilkan variabel di layar
 

17.Nama File : While.php
Deskripsi : Program struktur perulangan While  dan beberapa variasinya
 

Jumat, 16 Desember 2011

Diskusi Aktual “Perempuan-Perempuan Koruptor”


By admin
Dipublikasikan pada Rabu, 14 Desember 2011 | 13:25
INFO
Diskusi Aktual “Perempuan-Perempuan Koruptor”
Rabu, 14 Desember 2011, pukul 16.00-17.45 WIB
di Rumah Media, Jl. Raya Laladon No. 54. BOGOR.
Kerjasama MediaIslamNet dengan Pesantren Media.

Liputan Khusus Diskusi Aktual “Mengapa Jembatan Kami (Dibiarkan) Runtuh?”


By admin
Dipublikasikan pada Senin, 5 Desember 2011 | 7:29
Diskusi pekanan edisi hari Rabu, 30 November 2011 sedikit berbeda, dan kurang maksimal. Selain peserta diskusi yang tidak tetap setiap digelar diskusi, juga saat itu hujan deras mengguyur Bogor. Saya yang datang bersama istri dan anak-anak ke Rumah Media, tempat biasa digelar diskusi, terpaksa tak langsung masuk karena mendapat SMS bahwa acara diskusi pada hari itu dilangsungkan di MediaIslamNet. Karena sudah kadung basah-basahan, akhirnya kami menerebos derasnya hujan menuju MediaIslamNet. Eh, di sana pun acara diskusi belum digelar dan Ustadz Umar Abdullah malah memberi informasi bahwa diskusi akan dihentikan sementara untuk menshalatkan jenazah tetangga sebelah rumah beliau. “Tapi, nanti saat ada pengumuman untuk menshalatkan jenazah di masjid,” jelasnya.
Walhasil, dengan suasana yang kurang mendukung untuk mengeksplorasi kajian, maka forum diskusi tak langsung masuk ke inti persoalan. Malah ngobrol seputar kematian segala. Meski tidak berlangsung lama, akhirnya diskusi baru digelar sekitar pukul 16.30-an.
Seperti biasa, Ustadz Umar memberikan prolog seputar tema yang akan dibahas. “Mengapa tema ini dibahas dan diberi judul seperti ini, karena tak biasanya jembatan rubuh dengan cara seperti itu. Umumnya jembatan runtuh jika ada banjir bandang, angin puting beliung, gempa bumi dan sejenisnya sebagai bagian dari bencana alam. Ternyata Jembatan Mahakam II atau Jembatan Kutai Kartanegara ini runtuh saat sedang dilakukan renovasi. Jelas ini ada unsur kelalaian,” Ustadz Umar menjelaskan alasan mengapa peristiwa runtuhnya Jembatan Kukar menjadi topik diskusi pekanan MediaIslamNet dan Pesantren Media.
Prolog singkat itu diakhiri dengan mengajuk pertanyaan kepada peserta dikusi seperti biasanya. Taqiyuddin, peserta dari kalangan anak-anak mengajukan pertanyaan, “Kenapa baut jembatan itu pada lepas dan bagaimana supaya tidak runtuh lagi jembatan tersebut?” Disusul dengan pertanyaan nyaris serupa yang diajukan oleh Abdullah, “Kenapa jembatan itu runtuh?”
Novia Handayani, santriwati Pesantren Media juga tak mau kalah dengan Taqi dan Abdullah, ia menanyakan, “Mengapa SBY tidak mau membangun jembatan tersebut di tempat yang sama?”. Neng Ilham, teman satu kamar Novia di Pesantren Media memberikan pertanyaan, “Siapa yang bertanggung jawab atas runtuhnya jembatan itu? Oya, dari mana tahu bahwa jembatan itu harus bertahan minimal 40 tahun?”
Pertanyaan Novia dan Neng Ilham dilengkapi oleh Farid, santri ikhwan Pesantren Media, “Langkah apa saja agar tidak terulang kejadian ini?” katanya sambil memasang mimik muka heran.
Kini giliran jawabannya. Menurut Ustadz Umar Abdullah, “Secara akidah memang itu takdir. Secara syariat, ada sebab-sebab yang membuatnya runtuh.  Misalnya klem-klem (penjepit) yang renggang, putus tali penyangganya, bahannya jelek, perawatan dan lain sebagainya.”
Senada dengan pernyataan Ustadz Umar Abdullah, Ustadzah Latifah Musa menyampaikan bahwa,  “Dalam kasus runtuhnya jembatan ini yang tersisa adalah alasan selain bencana alam,” tegasnya untuk menunjukkan bahwa runtuhnya jembatan tersebut lebih disebabkan oleh kelalaian manusia.
Ustadz Umar Abdullah menambahkan penjelasannya,  “Jembatan itu sedang direnovasi. Seharusnya tidak diperbolehkan lewat jembatan”
Ya, jika melihat faktanya memang jembatan Kukar bermasalah. Diresmikan tahun 2001 ternyata runtuh di tahun 2011. Jembatan tersebut “mati muda”. Padahal, jembatan dengan panjang lebih dari 700 meter yang membentang di atas Sungai Mahakam (menghubungkan Tenggarong dengan Samarinda) didesain dengan model jembatan gantung seharunya memiliki ketahanan yang lebih dari sepuluh tahun. Atau setidaknya dirancang hingga berdiri kokoh sekitar 40 tahun. Tentu saja untuk bisa menghasilkan kokohnya jembatan, dengan kemampuan manusia yang bisa dilakukan adalah dengan menyiapkan bahan yang berkualitas dan yang jangan dilupakan adalah perawatan.
Dalam hal perawatan, Mas Deddy Arif Fasihin, yang kebetulan hadir meski telat memiliki pendapat, ”Masalah utamanya tidak ada badan yang berwenang untuk merawat jembatannya. Tidak ada juknis. Untuk kepentingan publik itu jangan main-main. Serius dari mulai pembangunan sampai perawatannya.”
Ustadzah Latifah Musa menambahkan bahwa, “Pembangunan sebenarnya ok. Maksudnya sudah dirancang dan disiapkan dengan baik. Tetapi perawatannya yang lebih bermasalah”
Menjawab pertanyaan dari Novia, Ustadz Umar Abdullah menjelaskan,  “Ya, mungkin karena ribet membangun dari tempat yang sudah rusak. Tapi untuk lebih jelasnya, silakan saja tanya sama Pak SBY hehehe,” selorohnya sambil diiringi tawa.
Atas pertanyaan Neng Ilham, Ustadz Umar Abdullah memberikan tanggapan, “Ya, tahu dari mana minimal 40 tahun? Ya, dalam sebuah proyek pasti ada hitungannya. Apalagi itu termasuk proyek besar yang tentu saja membutuhkan biaya besar. Logikany, karena biaya besar maka harus awet. Jangan lupa juga ada perawatan rutin yang harus dianggarkan dananya dengan benar. Jika melihat besarnya tanggung jawab, tentu saja tanggung jawab pemerintah atas kejadian ini yang lebih tepat memikulnya”
Menanggapi pernyataan Ustadz Umar Abdullah, Ustadzah Latifah Musa menekankan, “Harus ada kesadaran masyarakat  untuk saling menjaga jembatan dan fasilitas umum lainnya. Jangan malah dirusak”
Ya, perawatan memang sangat diperlukan. Sebab, bagaimana pun kokohnya sebuah produk, dalam hal ini adalah jembatan Kukar, tanpa perawatan yang benar akan sulit bisa bertahan lama. Memang, idealnya sudah harus disiapkan sejak merencanakan proyek tersebut. Bahan apa saja yang digunakan, kualitasnya seperti apa, siapa pelaksana proyeknya, bagaimana dengan kondisi geografisnya, skala kepentingan dan kebutuhannya, dan siapa saja yang bertanggung jawab secara teknis untuk pemeliharaan dan lain sebagainya karena berkaitan dengan masalah kepentingan dan kebutuhan publik.
Tapi, kami meragukan pemerintah akan serius untuk menangani masalah ini. Tanpa mengerdilkan skala kerusakannya dan belasan korban jiwa dalam kasus ini, sepertinya sulit mengharapkan pemerintah untuk serius menanggapi. Dalam kasus Lapindo saja, sudah bertahun-tahun warga Porong dibenam lumpur belum nampak campur tangan pemerintah yang signifikan untuk menyelesaikannya. Belum lagi masalah lainnya jika mau dirunut sangat banyak. Tetapi miskin tanggung jawab dari pemerintah untuk menyelesaikannya. Masalah yang mungkin sangat dekat dengan kehidupan kita saat ini seperti jalan yang berlubang atau yang rusak parah. Saya, sebagai biker sering berjalan ke berbagai daerah di kawasan Jakarta dan Bogor saja sangat banyak jalan berlubang yang berpotensi membahayakan keselamatan pengendara. Parahnya, ada banyak jalan di beberapa tempat yang sepertinya tak pernah diperbaiki. Pemeritah sangat abai. Menyedihkan.
Diskusi yang meski kurang maksimal dilaksanakan karena beberapa alasan yang saya sebutkan di atas (termasuk laporan liputannya yang sangat telat dituliskan), namun alhamdulillah bisa memberikan kesimpulan. Ya, kesimpulannya memang pemerintah abai dalam masalah kepentingan publik. Memang tidak semua kepentingan publik diabaikan, tetapi lebih banyak yang diabaikan. Bukan soal jembatan saja, tetapi masalah transportasi, kesediaan jalan darat yang bagus dan memadai untuk keselamatan pengendara, juga semua hal hal yang berkaitan dengan kemaslahatan rakyat. Ini harus segera dituntaskan. Semoga pemerintah tidak tuli dengan banyaknya kritikan dan masukan dari rakyatnya sendiri.
Diskusi ini diakhiri dengan pernyataan Ustadz Umar Abdullah yang menyampaikan bahwa di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra kesejahteraan rakyat sangat diperhatikan. Pernah Khalifah Umar bin Khattab ra mengatakan bahwa jika ada jalan di Irak yang berlubang sehingga membuat unta terperosok, maka dirinya merasa khawatir akan dimintai pertanggungan jawab di akhirat kelak oleh Allah Swt. Lalu bagaimana dengan kita dan pemerintah yang abai kepada rakyatnya sendiri yang memang manusia (bukan seperti yang dikhawatirkan oleh Khalifah Umar bin Khattab ra bahwa ada unta yang terperosok karena jalan berlubang di Irak—kepada hewan saja beliau perhatian, apalagi kepada manusia. Kita harus bercermin kepada cara Islam dalam menuntaskan persoalan ini. Sebagaimana pernah dicontohkan—dalam kasus kepentingan umum ini—salah satunya oleh Khalifah Umar bin Khattab ra. Bisakah? Insya Allah bisa asal pemerintah mau menerapkan syariat Islam yang tegak di bawah naungan Khilafah Islamiyah. [OS]

Liputan Khusus Diskusi Aktual “Nuklir Iran: Kenapa AS, Israel, dan Inggris Sewot?”

By admin
Dipublikasikan pada Minggu, 27 November 2011 | 15:35
Ngobrol bareng soal politik tetap menarik. Tak membuat kening berkerut jika disampaikan dengan ringan dan menghibur. Diskusi Aktual setiap pekan yang digelar MediaIslamNet dan Pesantren Media ini memang dikhususkan untuk konsumsi orang awam. Namun demikian, tetap tidak menghilangkan bobot informasi yang dipaparkan dan diskusi yang digelar. Diskusi pada 23 November 2011 lalu mengambil tema “Nuklir Iran” yang direspon secara berlebihan (dan lebih tepat disebut reaktif) oleh Amerika Serikat, Israel dan Inggris. Tiga negara ini tampak sewot dan meradang dengan rencana pengembangan senjata nuklir oleh Iran.
“Menarik disimak dari dua sisi, sikap AS-Israel dan Inggris terhadap nuklir Iran,” demikian Ustadz Umar Abdullah membuka diskusi. Moderator tetap dalam diskusi aktual ini juga memberikan penekanan bahwa sikap Amerika Serikat terhadap Iran ini perlu diwaspadai. Bisa iya bisa tidak. Maksudnya, masih ada unsur tipu-tipu. Bisa saja berangnya Amerika Serikat itu benar, bisa juga pura-pura. Demikian juga dengan Iran.
Ustadzah Latifah Musa, penulis tetap untuk rubrik Editorial di website MediaIslamNet.com dan juga pengasuh rubrik yang sama di Majalah Udara Voice of Islam memberikan tambahan penjelasan tentang misteri politik Iran. “AS dalam hubungannya dengan Iran, selalu menyimpan sesuatu yang tak pernah dipaparkan secara gamblang, alias ada yang disembunyikan. Skandal Iran-Contra,  Misi Rahasia CIA, Iranian Gate, menunjukkan bahwa apa yang di permukaan bukanlah yang sebenarnya. Sesumbar embargo senjata AS, menutupi skandal kesepakatan di baliknya,” jelas Ustadzah Latifah Musa.
Setelah menyampaikan sedikit prolog, seperti biasa Ustadz Umar Abdullah mempersilakan peserta diskusi untuk bertanya atau memberikan opini terkait permasalahan yang sedang dibahas. Abdullah, peserta diskusi dari kalangan anak-anak (kelas 4 program homeschooling) mengajukan pertanyaan, “Kenapa Indonesia tidak boleh memiliki nuklir?” Dilanjut pertanyaan dari Fatimah, siswi kelas 6 SD yang juga kakaknya Abdullah, “Kenapa Amerika, Israel dan Inggris harus sewot dengan Iran yang ingin mengembangkan senjata nuklir?” Pertanyaannya memang sesuai dengan pokok diskusi aktual pekan tersebut.
Selain Fatimah dan Abdullah yang mengajukan pertanyaan, dari kalangan santri Pesantren Media ada Farid yang bertanya sedikit berbeda konteks, yakni, “seperti apa hubungan antara Iran dan Yahudi?” Junnie Nishfiyanti yang juga sebagai Koordinator Narasumber Program Voice of Islam mengajukan pertanyaan, “Seberapa besar sih cadangan uranium yang dimiliki Iran? Sampai-sampai Amerika, Israel dan Inggris meradang?”
Empat pertanyaan ini sudah cukup menggambarkan antusiasme peserta diskusi terhadap tema yang dibahas. Ustadz Umar Abdullah melemparkan kembali kepada peserta diskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Saya sendiri sesekali saja berkomentar karena harus berbagi perhatian mencatat poin-poin penting yang disampaikan dalam diskusi ini. Umumnya saya menyampaikan data-data tambahan seputar nuklir, Iran dan sepak terjang Amerika Serikat, Israel dan Inggris di Timur Tengah, khususnya kebijakan politik mereka untuk Iran dan Timur Tengah pada umumnya. Termasuk dalam hal ini adalah soal nuklir. Data yang saya sampaikan adalah dari hasil searching di internet yang selama diskusi sinyal wireless tak saya putuskan sambil menulis hal-hal penting lainnya untuk bahan penulisan laporan ini.
Untuk menjawab pertanyaan Abdullah, Ustadzah Latifah Musa menyampaikan bahwa, “Pemerintah belum siap. Khawatir kebocoran karena Indonesia adalah kawasan rawan gempa. Selain itu masyarakat juga menolak. Belum siap. Pengembangan nuklir memang perlu kebijakan negara. Sementara pemerintah tidak memiliki kemandirian dalam kebijakan, terutama masalah nuklir.”
Pandangan sedikit berbeda disampaikan Ustadz Umar Abdullah,  “Ya, ini karena juga diopinikan di tengah masyarakat bahwa energi nuklir itu berbahaya. Fakta yang disodorkan adalah seperti pada reaktor nuklir Fukushima, Jepang awal tahun ini yang meledak setelah tsunami melanda Jepang,” paparnya.
Selain itu, Ustadz Umar Abdullah juga memberikan tambahan penjelasan bahwa sebenarnya penelitian-penelitian tentang nuklir sudah ada sejak jaman pemerintahan Soeharto, seperti didirikannya BATAN (Batan Tenaga Atom Nasional). Masalahnya, menurut beliau, Indonesia menandatangani perjanjian nonproliferasi nuklir.
Dalam catatan di Wikipedia, Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (bahasa Inggris: Nuclear Non-Proliferation Treaty) adalah suatu perjanjian yang ditandatangi pada 1 Juli 1968 yang membatasi kepemilikan senjata nuklir. Sebagian besar negara berdaulat (ada 187 negara) mengikuti perjanjian ini, walaupun dua di antara tujuh negara yang memiliki senjata nuklir dan satu negara yang mungkin memiliki senjata nuklir belumlah meratifikasi perjanjian ini. Perjanjian ini diusulkan oleh Irlandia dan pertama kali ditandatangani oleh Finlandia. Pada tanggal 11 Mei 1995, di New York, lebih dari 170 negara sepakat untuk melanjutkan perjanjian ini tanpa batas waktu dan tanpa syarat. Perjanjian ini memiliki tiga pokok utama, yaitu nonproliferasi, perlucutan, dan hak untuk menggunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai.
Menjawab pertanyaan Fatimah, Ustadz Umar Abdullah menyampaikan bahwa sewotnya Amerika dan Inggris (termasuk Israel) karena mereka takut tersaingi. Maklum, yang boleh menggunakan senjata nuklir hanya 5 negara. Jika benar dengan sewotnya mereka terhadap rencana Iran mengembangkan senjata nuklir.
Sekadar tahu saja bahwa Perancis (masuk tahun 1992), Republik Rakyat Cina (1992), Uni Soviet (1968, kewajiban dan haknya diteruskan oleh Rusia), Britania Raya (1968), dan Amerika Serikat (1968). Hanya lima negara ini yang memiliki senjata nuklir saat perjanjian ini mulai dibuka, dan juga termasuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Lima negara pemilik senjata nuklir (Nuclear Weapon States / NWS) ini setuju untuk tidak mentransfer teknologi senjata nuklir maupun hulu ledak nuklir ke negara lain, dan negara-negara non-NWS setuju untuk tidak meneliti atau mengembangkan senjata nuklir. Nah, itulah sebabnya Indonesia tak bisa memiliki senjata nuklir karena terikat perjanjian non-proliferasi nuklir. “Ini memang cara AS dan empat negara NWS itu untuk tidak tersaingi oleh negara lain dalam kepemilikan senjata nuklir,” tegas Ustadz Umar Abdullah.
Dalam catatan Wikipedia, kelima negara NWS telah menyetujui untuk tidak menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara non-NWS, kecuali untuk merespon serangan nuklir atau serangan konvensional yang bersekutu dengan negara NWS. Namun, persetujuan ini belum secara formal dimasukkan dalam perjanjian, dan kepastian-kepastian mengenainya berubah-ubah sepanjang waktu. Amerika Serikat telah mengindikasikan bahwa mereka akan dapat menggunakan senjata nuklir untuk membalas penyerangan non-konvensional yang dilakukan oleh negara-negara yang mereka anggap “berbahaya”.
Mantan Menteri Pertahanan Inggris, Geoff Hoon, juga telah menyatakan secara eksplisit mengenai kemungkinan digunakannya senjata nuklir untuk membalas serangan seperti itu. Pada Januari 2006, Presiden Perancis, Jacques Chirac menerangkan bahwa sebuah serangan teroris ke Perancis, jika didalangi oleh sebuah negara, akan memicu pembalasan nuklir (dalam skala kecil) yang diarahkan ke pusat kekuatan “negara-negara berbahaya” tersebut.
Pada kesempatan berikutnya, Ustadzah Latifah Musa mencoba menjawab pertanyaan Junnie Nishfiyanti, dengan menyampaikan bahwa, “Iran memiliki SDA minyak dan gas, termasuk uranium, dan Iran memilih mengeksplorasi uranium untuk nuklir.”
Seberapa besar? Cukup besar. Berdasarkan data yang dilansir (suaramedia.com), sumber utama uranium Iran adalah tambang Saghand di tengah Iran, yang memiliki kapasitas produksi 132.000 ton bijih uranium per tahun.
Tambang yang terletak sekitar 300 mil (480 kilometer) sebelah selatan Teheran tersebut terdiri dari sebuah terowongan terbuka yang berisi cadangan minimal dan sebuah tambang yang dalam. Total cadangan bijih uranium di tambang tersebut diperkirakan mencapai 1,73 juta ton. Iran juga memiliki cadangan uranium berkapasitas lebih kecil di sebelah selatan kota pelabuhan Bandar Abbas.
Di kawasan tersebut, sebuah kincir angin diyakini dipergunakan untuk mengolah uranium mentah menjadi konsentrasi bijih uranium yang dikenal dengan istilah “kue kuning”. Iran mengumumkan penemuan lokasi cadangan uranium baru pada tahun 2006 di tiga lokasi di pusat Khoshoomi, Charchooleh, dan Narigan.
Diskusi yang diselingi dengan hilir-mudiknya anak-anak Ustadz Umar di forum sempat mengganggu konsentrasi peserta diskusi, termasuk saya yang harus mencatat informasi. Namun demikian, diskusi masih bisa terkendali. Inilah uniknya diskusi aktual yang digelar MediaIslamNet dan Pesantren Media setiap pekannya: unik, menghibur, cair, tanpa kehilangan bobot pembahasan dan solusinya.
Suguhan informasi ini memberikan tambahan wawasan bagi peserta diskusi, khususnya para santri Pesantren Media yang sedang belajar menimba ilmu. Mereka asik menyimak dan sesekali menimpali dengan pertanyaan spontan sambil ditemani teh manis dan jagung rebus. Ini baru diskusi menarik, karena ilmu dapet, juga perut kenyang. Lain kali, menu untuk menemani diskusi ditambah agar lebih asik. Hehehe.. ini sih usulan saya yang rasanya mulut gatal jika tidak ngemil.

Apa pentingnya membahas soal ini?
Tinggal tersisa satu pertanyaan yang belum dijawab, yakni pertanyaan dari Farid soal hubungan Iran dengan Yahudi. Untuk menjawab pertanyaan ini, Ustadz Umar kemudian memaparkan faktanya, “Di Iran setidaknya ada lebih dari 25.000 kaum Yahudi. Termasuk terbesar yang tinggal di luar Israel. Harus dibedakan antara kaum Yahudi dengan Zionis Israel.”
Saya yang penasaran akhirnya memutuskan surfing di dunia maya, khususnya melalui Google. Ya, benar. Bahwa di Iran ada puluhan ribu penduduk Yahudi. Mereka aman di sana. Bahkan mereka menolak pindah ke Israel. Ketika pemerintah Israel merencanakan untuk membayar keluarga Yahudi Iran yang mau pindah ke Israel sebesar $ 60,000, masyarakat Yahudi Iran mengecamnya dengan pernyataan: “Identitas Yahudi Iran tidak bisa dibeli dengan uang. Masyarakat Yahudi Iran adalah termasuk penduduk Iran tertua. Yahudi Iran mencintai identitas dan budaya Iran mereka. Jadi ancaman dan rayuan politis kekanakan semacam ini tidak akan berhasil.”
Apakah karena fakta ini pula, Iran tak pernah benar-benar mewujudkan ancamannya menyerang Israel? “Iran, sejak 2004 lalu sampai kini tak pernah membuktikan ancamannya untuk menyerang Israel yang sering digembar-gemborkannya kepada dunia,” Ustadz Umar Abdullah mengemukakan pendapatnya.
Ustadzah Latifah Musa ikut berkomentar namun dengan nada memancing logika dan pemahaman peserta diskusi, “Jadi seriuskah AS-Inggris-Israel? Terhadap Iran pun, muncul banyak pertanyaan: Seriuskah Iran? Bukankah  ancaman tersebut juga telah disampaikan beberapa tahun yang lalu? Mengingat kasus skandal Iran-Contra, yang diduga kuat mempertemukan antara pemangku politik tertinggi Iran saat itu dengan Pejabat Tinggi AS dan CIA, bagaimana strategi politik Iran terkini? Fakta yang memunculkan keraguan terhadap Presiden Iran sekarang, yaitu Mahmoud Ahmadinejad, banyak diungkapkan oleh media massa yang rajin menyampaikan info berita Islam seperti: Eramuslim.com, Republika.co.id, Hidayatullah.com, Voice Of al-Islam, dan lain-lain,” demikian penjelasan Ustadzah Latifah Musa yang ingin menegaskan bahwa Iran pun sebenarnya punya problem mendasar ketika harus berhadapan dengan Israel dan Amerika Serikat dengan pengalaman politik masa lalunya.
Sebagai kesimpulan, nampaknya Amerika dan Inggris kemungkinan besar tak akan serius mewujudkan ancamannya menyerang Iran. Begitu juga dengan Iran yang sering bersikap ganas sebagai negara yang ‘berani’ mengancam Israel. Iran diyakini kuat tak akan mewujudkan ancamannya. Selain karena politik di antara negara tersebut yang masih menyimpan misterius karena kepentingan-kepentingan tertentu juga jika pun diwujudkan maka dampak serangan (mungkin akan melibatkan senjata nuklir) akan memicu perang dahsyat dan menyeret banyak negara.
Pentingkah masalah ini dibahas dan didiskusikan? Penting. Setidaknya agar kaum muslimin tahu dan bisa bersikap dengan jelas. Kekaguman sebagian kaum muslimin kepada penguasa Iran karena dinilai berani berhadapan dengan Amerika, sejatinya sarat dengan kepentingan kedua negara tersebut. Begitupun sikap Iran kepada Israel masih perlu diuji lagi karena selama ini Iran seperti hanya memberikan angan-angan kosong kepada kaum muslimin yang sudah merasa muak dengan sepak terjang zionis Israel atas Palestina.
Dalam kaitannya dengan hal ini, Ustadz Umar Abdullah mengungkapkan bahwa dalam sejarahnya—kebetulan saat ini Syiah mayoritas di Iran—punya hubungan dekat dengan Yahudi sejak lama. Entah Syiah dari sekte yang mana yang ada di Iran saat ini. Sebab, kaum Syiah khususnya di Mesir (Fatimiyah) juga berperan dalam ‘merongrong’ kekhalifahan Bani Abasiyah.”
Melengkapi pernyataan ini, saya mendapatkan data di eramuslim.com bahwa pendiri Syiah, Abdulah bin Saba, merupakan seorang Yahudi dari Yaman. Dalam perang salib, kerjasama antara Syiah dengan pasukan salib juga terjadi. Alkisah, ketika Paus Urbanus II menggelorakan perang salib di Eropa, ketika pasukan-pasukan salib tengah direkrut di Eropa sebelum memulai perjalanan untuk merebut Yerusalem, pasukan Syiah Fatimiyah terlebih dahulu menyerang Yerusalem dan membantai umat Islam Sunni Bani Abbasiyah yang menguasai kota suci itu. Yerusalem jatuh ke tangan Syiah Fathmiyah setahun sebelum kedatangan tentara salib pada tahun 1099.
Carole Hillenbrand, Guru Besar Studi Islam dan Bahasa Arab di University of Edinburgh, dalam bukunya yang tebal berjudul “Perang Salib: Sudut Pandang Islam” (1999, mendapat ‘The King Faisal International Prize for Islamic Studies’) menuliskan hal itu. Menurut Hillenbrand, pasukan Syiah Fathimiyah sesungguhnya telah bekerjasama merebut Yerusalem dari tangan Bani Abbasiyah yang sunni, dan pertempuran yang terjadi tatkala pasukan salib pimpinan Godfroi de Bouillon mendatangi gerbang Yerusalem tahun 1099 sebenarnya hanya berada di tingkat akar rumput saja guna menghilangkan aroma konspirasi tingkat tinggi itu.
Pertautan garis keras syiah Iran dengan komunis Rusia dan juga Cina, bisa saja terjadi. Dalam “pergaulan” tingkat tinggi, isme-isme selain Islam sesungguhnya merupakan ciptaan mereka juga. Revolusi Bolsyewik yang dipimpin Lenin-Stalin ternyata juga didanai oleh Yahudi dan Amerika. Kakeknya George W Bush terlibat dalam hal ini. Jadi, baik Marxis maupun kapitalisme sebenarnya memiliki induk yang sama, yakni Yahudi.
Penjelasan tambahan dari Ustadz Umar Abdullah dan sedikit tambahan referensi dari saya menutup liputan khusus Diskusi Aktual “Nuklir Iran: Kenapa AS, Israel dan Inggris Sewot?”. Kesimpulan yang berhasil dirumuskan dalam diskusi ini adalah: meskipun AS, Israel, dan Inggris nampak sewot kepada Iran, tapi kecil kemungkinannya mereka akan mengeroyok Iran. Terlalu berisiko bagi kelanjutan hubungan politik di antara mereka. Begitupun dengan Iran, ghalabatuzh zhan (sangkaan kuatnya) tak akan (pernah) berani mewujudkan ancamannya menyerang Israel. Mungkin karena hubungan dekatnya selama ini dengan komunitas Yahudi di negaranya atau juga demi kepentingan politik lainnya yang masih tersembunyi.
Lalu bagaimana dengan kaum muslimin saat ini? Mari kita lihat ‘sandiwara’ antara Iran, Amerika Serikat, Inggris, dan Israel soal nuklir ini dari jauh sambil menyeruput kopi (sedikit) pahit di sore yang cerah ditemani goreng singkong yang asapnya masih mengepul. [OS]

Liputan Khusus Diskusi Aktual “Apa Maunya Obama Datang


By admin
Dipublikasikan pada Minggu, 13 November 2011 | 11:49
Foto: AntaraNews
Tak seperti biasanya, waktu diskusi dimulai ba’da Asar, tepatnya pukul 16.00 WIB. Pemilihan waktu ini disepakati karena banyaknya peserta yang tidak bisa hadir jika diskusi dilakukan pada malam hari. Alhamdulillah, peserta diskusinya kini bertambah. Ada empat orang akhwat yang hadir dalam diskusi pekanan ini: Junnie; Hesty, Fauziah, dan Wuri. Diskusi Aktual yang digelar setiap pekan ini adalah bagian dari upaya MediaIslamNet dan Pesantren Media merespon setiap kejadian penting dan menarik serta berdampak bagi kehidupan kaum muslimin. Diskusi pada 9 November 2011 lalu mengambil tema: “Apa Maunya Obama Datang”. Tema ini dipilih berkaitan dengan rencana kedatangan (kembali) Obama, penguasa Amerika Serikat dan presiden negara penjajah negeri-negeri muslim.
Diskusi dibuka oleh Ustadz Umar Abdullah, yang menjelaskan bahwa rencana kedatangan Obama ke Bali di KTT Pemimpin ASEAN. “Ini perlu diwaspadai mengapa dia sebagai Kepala Negara AS perlu ikut menghadiri KTT tersebut,” sambungnya.
Untuk mengefektifkan waktu, Ustad Umar mempersilakan peserta untuk bertanya atau menyampaikan apa saja yang perlu dibahas dalam diskusi aktual pekanan tersebut. Seorang peserta akhwat, Junnie Nishfiyanti, yang juga Koordinator Pelaksana Program Voice of Islam mengajukan pertanyaan, “Apa pentingnya AS dalam KTT Pemimpin ASEAN tersebut dan apakah benar ada hubungannya dengan konflik Laut Cina Selatan?”
Junnie melontarkan pertanyaan ini karena dirinya mendapat kiriman SMS dari temannya yang menympaikan kabar tersebut. Itu sebabnya, Ustadz Umar Abdullah sempat nyeletuk bahwa, “Ya, Junnie tanya saja sama pengirim SMS itu. Hehehe…”
Ustad Umar memberikan kesempatan kepada peserta yang lain untuk bertanya, namun tidak ada yang merespon. Akhirnya, sepakat untuk langsung menjawab pertanyaan dari Junnie Nishfiyanti. Ustadzah Latifah Musa memberikan jawaban bahwa kepentingan AS di KTT ASEAN setidaknya ada tiga aspek: Pertama, aspek ekonomi, yakni karena daerah Laut Cina Selatan merupakan jalur lalu lintas perdagangan internasional. Kedua, aspek strategis karena di sana juga terdapat sumber daya alam yang cukup melimpah, khususnya minyak bumi dan gas alam. Ketiga,aspek geopolitik yang meskipun belum ada bukti kuat, Amerika Serikat hendak membangun pangkalan militer di sekitar kawasan tersebut.”
Namun, pernyataan Ustadzah Latifah sedikit disanggah oleh Ustad Umar Abdullah, terutama poin pertama dan ketiga, “Justru saya mempertanyakan, jika benar itu adalah jalur perdagangan internasional, tentunya tak perlu izin bagi negara manapun yang hendak melintasi kawasan tersebut. Jadi, apa maksudnya AS membidik aspek ekonomis tersebut? Selain itu, saya sangat meragukan bahwa Amerika Serikat memiliki modal untuk membangun pangkalan militer dalam kondisi keuangan negara yang sedang terpuruk. Satu-satunya yang masih masuk akal niat AS mencampuri urusan ASEAN di KTT Pemimpin ASEAN adalah untuk mengambil peluang mendapatkan cadangan minyak dan gas alam yang berada dalam kawasan Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa sejak lama antara Cina, Taiwan, Filipina, Malaysia, Brunei dan Vietnam. Empat negara terakhir adalah anggota ASEAN,” panjang lebar Ustadz Umar Abdullah menyampaikan penjelasannya.
Jika melihat data teknis tentang kawasan Laut Cina Selatan, khususnya yang diperebutkan 6 negara itu adalah kepulauan Paracel dan Spratly. Kedua kepulauan ini kaya dengan minyak dan gas alam. Menurut data yang dikutip oleh Informasi Energi Amerika Serikat (EIA), Cina memperkirakan cadangan minyak di sana sebesar 213 miliar barel -atau 10 kali lipat dari cadangan milik Amerika Serikat. Namun para ilmuwan AS memperkirakan jumlah minyak di sana 28 miliar barel. Menurut EIA, cadangan terbesar kemungkinan adalah gas alam. Perkiraannya sekitar 900 triliun kaki kubik, sama dengan cadangan yang dimiliki Qatar. (BBC Indonesia)
Ustadzah Latifah Musa juga memberikan analisisnya tentang kepentingan AS di ASEAN—khususnya Indonesia, bahwa, “Banyak kemungkinan yang bisa dilakukan AS di Indonesia. Tapi yang pasti, AS akan memilih cara yang paling tidak menguras anggaran. Bahkan kalau perlu tanpa anggaran sama sekali dan justru menguras kekayaan negara lain. Obama dituntut untuk berbasa basi dengan manis, agar tak dilempar “sesuatu” semacam sepatu seperti Bush. AS harus memelihara hubungan baik dengan negara-negara ASEAN,” jelasnya.
Ya, AS memang tengah morat-marit secara ekonomi. Utang dalam negeri AS mencapai US 14,3 triliun dollar. Utang itu sudah setara dengan 100 persen dari produksi domestik bruto (PDB) AS selama setahun. PDB setara dengan pendapatan. Jika AS ingin melunasi utangnya tersebut, rasanya-rasanya tidak mungkin karena setiap hari mereka harus melakukan banyak hal dan butuh biaya. Andai pun bisa, sepertinya AS harus mengencangkan ikat pinggang, tidak melakukan pengiriman pasukan, tidak menggerakkan mesin industrinya dan semua yang berkaitan dengan keperluan hajat hidup untuk beberapa tahun ke depan. Apa itu mungkin? Mimpi!
Ustadzah Latifah Musa juga menyampaikan bahwa rencana kehadiran Obama di KTT Pemimpin ASEAN pasti ada maunya, “Saat ini negara-negara ASEAN menjadi mitra “terbaik” yang didambakan AS. Pasalnya, pada pertemuan AS dengan Uni Eropa yang baru lalu, Menkeu AS sempat disemprot oleh Angela Merkel, Kanselir Jerman. Ini gara-gara AS dianggap sok tahu karena menasehati Uni Eropa agar segera mengatasi krisis di Yunani.  Menurut Merkel, AS lebih baik konsentrasi mengurusi negaranya yang sedang dilanda krisis karena utang yang membengkak, daripada mengomentari negara lain. Walhasil, AS merasa perlu teman dalam pertemuan G20 nanti. Konon Indonesia adalah negara besar yang selalu berhasil dipecundangi oleh AS,” sindirnya.
Namun, anehnya banyak orang yang tidak juga mengerti dan masih memuja AS bak negara besar. Mungkin rakyat Indonesia dan sebagian besar warga dunia menutup mata dengan apa yang tengah terjadi di AS? Selain itu, mengapa banyak warga Indonesia yang amnesia bahwa Obama adalah presiden dari negara penjajah dan negara teroris kelas wahid di dunia, sehingga merasa perlu menyambut kedatangan kembali Obama ke negeri ini?
Menarik juga AS menjadikan Indonesia sebagai teman dalam banyak hal, meskipun yang selalu dirugikan adalah Indonesia. Mungkin pemimpin dan rakyatnya senang dicurangi, atau tidak sadar jika sudah dicurangi? Beberapa pembicaraan media massa memang mengarah kepada informasi bahwa AS akan menghapus utang negara Indonesia kepada AS. Benarkah? Lalu jika memang dihapuskan, pemerintah Indonesia akan untung?
Dalam diskusi pekanan ini, peserta diskusi kembali disuguhi fakta yang disodorkan Ustadzah Latifah Musa bahwa, “AS sedang tak punya uang. Di satu sisi, AS punya kewajiban untuk melaksanakan proyek penanggulangan iklim global. Pantas, karena AS adalah penyumbang terbesar emisi gas karbon yang sangat berdampak pada pemanasan global. Negara-negara dunia telah banyak mencaci maki AS atas borosnya pemakaian bahan bakar karbon (migas), belum lagi ulahnya karena tidak menunjukkan keseriusan dalam penanggulangan pemanasan global. Kebetulan Indonesia memiliki banyak hutan. Kebetulan Indonesia ada sedikit hutang pada AS. Kebetulan pemerintahnya tak banyak cing-cong dan gampang dibodohi. Inilah yang selanjutnya menjadi jualan pamor AS pada pertemuan tingkat tinggi negara-negara ASEAN,” terangnya dengan sangat meyakinkan.
Ah, maaf, bodoh benar pemimpin negeri ini, mau saja dikibuli Obama, sang presiden negara penjajah. Tak sadarkah bahwa selama ini, sumber daya alam Indonesia dikeruk nyaris habis? Cobalah tengok perusahaan-perusahaan pengurasa SDA Indonesia seperti Freeport, Exxon, Caltex dan perusahaan sejenis milik Amerika Serikat yang menghisap manisnya SDA Indonesia.
Ustadzah Latifah Musa menambahkan penjelasannya soal ini bahwa asiknya pihak asing menghisap kekayaan negeri kita bukan karena mereka begitu perkasa, tetapi karena pemerintah kita juga tidak berdaya dan malah memuluskan nafsu menjajah mereka, “Ya, pemerintah Indonesia menanam dosa dengan mengeluarkan  Surat Keputusan Presiden Nomor 63 tahun 2004 serta Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1762 K/07/MEM/2007 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional di Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. Atas dasar itu Polda Papua membuat Nota Kesepahaman dengan PT Freeport. PT Freeport dianggap  obyek vital nasional yang harus dijamin keamanannya.  Argumentasi terbalik yang menyesatkan. Seharusnya militer justru mengamankan Papua dari penjarahan PT Freeport terhadap aset penting nasional!”

Perlu solusi
Tentu saja, tujuan mendiskusikan suatu masalah adalah untuk mencari jalan keluar, mencari solusi. Maka, dalam diskusi aktual pekanan yang digelar 9 November 2011 ini harus memiliki solusi yang juga harus diketahui ummat Islam. Meski diskusi didominasi oleh pernyataan Ustadz Umar, Ustadzah Latifah Musa, dan Junnie—kadang sesekali saya ikut nimbrung ngasih data jika diperlukan sambil tetap fokus mencatat poin-poin penting dalam diskusi agar bisa dibuatkan laporannya seperti ini, tetapi alhamdulilllah tetap menarik. Sebabnya, baik peserta dari para santri Pesantren Media maupun kru VOI (Voice of Islam) sangat menikmati diskusi ini. Uniknya, diskusi ini meski membahas tema rumit dan ruwet tetap disampaikan dengan ringan, kadang bercanda sambil makan jagung rebus dan minum teh jeruk, namun tetap fokus pada solusi.
Diskusi pekanan ini, selain menangkap momen penting dan untuk kemaslahatan umat, juga sebagai sarana belajar para santri Pesantren Media dan kru Voice of Islam untuk peka dan peduli terhadap isu yang berkembang serta mampu menganalisisnya dan mendapatkan solusi darinya. Alhamdulillah, meski bagi yang baru bergabung cukup mengerutkan dahi karena minim informasi, tetapi lama kelamaan, karena sering didiskusikan akhirnya mendapat pencerahan. Insya Allah. Semoga kajian rutin ini mampu menjadi jalan pembuka bagi kesadaran peserta diskusi dan bagi ummat pada umumnya untuk kian mengenal ideologi Islam dan mengamalkannya.
Diskusi mengerucut kepada pembahasan: “Bolehkah kita menerima tamu negara penjajah? Sebab Obama adalah presiden AS yang kita tahu bahwa negara ini adalah penjahat perang.”
Ustadz Umar Abdullah dengan tegas memberikan jawaban bahwa kita harus menolak Obama sebagai tamu. Ia memberikan keterangan, “Mengapa Obama harus ditolak berkunjung ke Indonesia, atau paling tidak harus dicuekkin? Karena obama adalah kepala negara Amerika Serikat yang menjadi sekutu zionis Israel. Jika zionis Israel tak henti-hentinya membunuhi kaum muslimin, maka sekutu Israel adalah juga musuh kaum muslimin. Dan tidak ada interaksi dengan negara yang bersekutu dengan musuh kecuali memeranginya.”
Ya, AS dan Zionis Israel saling mendukung satu sama lain. AS adalah sekutu terbaik Israel. Sehingga pilihan logis dan syar’i adalah menolak, atau cuekkin saja lah. Tak perlu disambut bak orang terhormat. Tapi kok ada juga kaum muslimin yang malah membolehkan menerima Obama sebagai tamu?
Ustadz Umar Abdullah membeberkan satu kisah atas alasannya menolak kedatangan Obama. Menurutnya, “Ya, justru begitulah yang diteladankan Rasulullah saw. ketika menolak, atau minimal mencuekkan kedatangan Abu Sufyan bin Harb, pimpinan Mekkah, yang saat itu masih kafir gara-gara Bani Bakar, sekutu Mekah, membunuh satu orang Bani Khuza’ah, sekutu Madinah. Persekutuan Bani Bakar ke Mekah dan Persekutuan Bani Khuza’ah ke Madinah ini  terjadi sesaat setelah perjanjian Hudaybiyah ditandatangani. Dan Abu Sufyan tahu apa konsekuensi penyerangan Bani Bakar terhadap Bani Khuza’ah. Yaitu Madinah akan menyerang Mekkah!” jelas Ustadz Umar Abdullah.
Nah, apa yang dilakuan Abu Sufyan waktu itu setelah tahu peristiwa tersebut? Ustadz Umar Abdullah melanjutkan kisahnya, “Maka cepat-cepat ia ke Madinah. Yang pertama didatanginya adalah rumah putrinya sendiri, yaitu Ummu Habibah, yang menjadi istri Rasulullah saw. Ketika Abu Sufyan akan menduduki kasur Rasulullah, Ummu Habibah cepat-cepat melipat kasur tersebut agar tidak diduduki Abu Sufyan. Abu Sufyan berkata, “Hai putriku, aku tidak tahu apakah engkau tidak menyukaiku duduk di atas kasur ini dan engkau lebih menyukai dia duduk di atasnya.” Kata Ummu Habibah, “Kasur ini milik Rasulullah saw, sedang engkau orang musyrik dan najis. Jadi, aku tidak suka engkau duduk di atas kasur tersebut.”
“Kemudian Abu Sufyan menuju rumah Rasulullah saw. Rasulullah saw. adalah Kepala Negara Islam Madinah. Abu Sufyan berbicara kepada Rasulullah saw., namun Rasulullah saw. tidak menggubrisnya. Kemudian Abu Sufyan pergi kepada Abu Bakar, Umar, Ali dan Fathimah binti Rasulullah saw. agar mereka melunakkan hati Nabi saw. agar tidak menyerang Mekkah. Namun para sahabat Nabi itupun tidak mau melayani permintaan Abu Sufyan. Akhirnya Abu Sufyan pulang ke Mekkah dengan misi yang gagal total. Jadi, selama Amerika Serikat menjadi sekutu Zionis Israel, musuh kaum muslimin, maka selama itu pula ia diperlakukan sebagai musuh kaum muslimin. Obama, kepala negaranya, harus ditolak, paling tidak harus dicuekkin,” panjang lebar Ustadz Umar menyampaikan alasan menolak Obama, karena itulah yang diajarkan oleh Islam.
Kira-kira apa yang hendak dilakukan oleh pemimpin negeri kita dalam merespon rencana kedatangan Obama? Rasa-rasanya para pemimpin negeri kita sulit untuk menolak kedatangan Obama, karena yang dilakukannya justru menghormati tamu negara penjajah tersebut. Apa iya begitu?
Mengakhiri sesi diskusi pekan ini, Ustadzah Latifah memberikan pendapatnya, “Jawabannya kembali kepada kita semua, para pemimpin negara, tokoh masyarakat, militer, dan seluruh komponen  bangsa ini. Akankah bersedia menjadi pengkhianat yang terlaknat, ataukah pahlawan yang menorehkan amal shalih terbesar sebagai seorang muslim yang menolak harga dirinya diinjak-injak kaum penjajah?! Islam mengajarkan: ‘Isy Kariiman  aw Mut Syahiidan’ (Hiduplah mulia atau mati syahid!)”
Kesimpulannya: “Obama harus ditolak kehadirannya, karena ia pemimpin negara yang bersekutu dengan Zionis Israel, dan juga pemimpin negara yang telah mengalirkan jutaan tetes darah kaum muslimin di Irak, Afghanistan, dan juga Palestina. Menyedot banyak Sumber Daya Alam di negeri-negeri muslim, khususnya Indonesia.”
Demikian catatan hasil diskusi pekanan di Rumah Media, hasil kerjasama MediaIslamNet dengan Pesantren Media. Semoga bisa menambah wawasan kita dan semoga Allah Swt. memudahkan kita untuk berpikir kritis, cerdas, dan islami dalam menghadapi berbagai perkembangan peristiwa di sekitar kita. Tujuannya insya Allah demi kemaslahatan kaum muslimin agar hanya aturan Allah Swt. dan RasulNya yang dijadikan sandaran dalam segala aktivitas kehidupannya, sehingga keberkahan senantiasa hadir dalam kehidupan kita, bagi masyarakat kaum muslimin dan bagi negeri-negeri muslim. Semoga Allah menyegerakan pertolonganNya agar tegak kembali Khilafah Islamiyah, institusi negara yang akan melindungi kaum muslimin dan menampakkan kemuliaan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin dengan keagungan syariatNya. Insya Allah. [OS]